Geliat Sungai Kapuas

Row... row... row your boat


Sejauh mata memandang... Langit biru & gumpalan awan putih menaungi hamparan Sungai Kapuas


Meriam-meriam bambu ini bukan buat perang melawan penjajah lo. Meriam-meriam ini seringkali dipergunakan warga sekitar untuk menyemarakkan suasana di bulan puasa dan sampai sekarang budaya tersebut masih terus dilestarikan.


Gak tau pasti dulunya bangunan ini difungsikan sebagai apa . Hmm rumah penduduk kali yah? Kenapa dibiarkan begitu aja yah? Kenapa gak dirobohkan sekalian aja? Tanyakan kenapa pada rumput yang bergoyang hehehe.


Kehidupan di tepian sungai kapuas. Para warga tepian berkumpul, bertukar cerita atau bersenda gurau disela rutinitas mencuci & membersihkan diri (mandi-red), sampai rutinitas membuang limbah rumah tangga ke sungai pun menjadi hal biasa. Hmmm patut dipertanyakan apa tidak mengapa ya bila demikian adanya?





Jembatan yg melintasi sungai kapuas ini merupakan jembatan tol satu-satunya di kota khatulistiwa (Pontianak-red). Gak seperti di tol-tol Jakarta yg dikenai tarif tertentu, tol ini bebas tarif lo. Pengendara motor juga bebas menggunakan fasilitas umum ini.