Tampilkan postingan dengan label Asal Tulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asal Tulis. Tampilkan semua postingan

Panas Meranggas

Gak peduli pagi, siang, sore ataupun malam, panas meranggas di kota ATLAS, bikin tenaga terkuras, lemas, memalas di kursi malas, manyun deh wen dengan muka memelas. Coz becoz mendadak ide menulis ikutan kelibas, yg tertinggal hanyalah ampas yg gak jelas. Berulangkali musti keramas, minta dikipas untuk menghalau rasa panas. Minum air bergelas-gelas tapi ndak juga puas, masa’iya air bak mandi juga musti ikutan dikuras. Untung wen gak jadi beringas karena suhu kian memanas.

Ya Allah wen ikhlas koq dengan kondisi ini tapi wen lebih ikhlas lagi jika Engkau lekas melepas hujan deras (tapi jangan sampai banjir ya ya Allah) dari langitMu barang sesaat untuk menghempas jejak panas yg membekas.

Ada nanas tolong dikupas. Cucian numpuk minta dibilas. Ayo kawan kita bergegas, ambil perkakas guna memangkas rumput yg giras-giras. Haduh.. jaka sembung panen kapas, iki tulisane lagi-lagi ndak nyambung babarblas! Hihihi emang sih ini tulisan gak jelas tapi yg nulis dijamin masih waras! Wis yo pemirsa ojo dibahas mengko ndak perut’e pada mulas-mulas.
 

Sabar, sabar, dan sabar menikmati suhu ekstrim yg melanda Semarang
Sabar, sabar, dan sabar menanti hujan setiap malam
Kisat, kisut, kusut, keriput 9:30 PM
MyEm0.Com


Tung..Tung..

Berdegup jantung
Dari balik kaus berkantung
Kausnya kaus kutung
Lah lengannya koq juga buntung
Mulai berhitung
Berdiri mematung
Layaknya patung
Menanti kedatangan es tungtung
Menikmati rasa yang bergemelantung
Rasa yang terus menggantung
Masih untung
Meski berulang kali dipentung
Tak dihajar si pitung
Tak dirambati belatung
Hidup tak terkatung-katung
Pun luntang lantung
Ditemani sang lutung
Kesunyian Termenung, 23.00

Tung.. tung.. tung.. tung.. tunggu dulu ni wen nulis apaan sih yah?! *ngaco bin ngawur mode.on* Jangan tanya arti dan maksud tulisannya apa, wen juga bingung hehehe. Malam yang aneh, haaahhh! *menghela napas sambil menatap langit-langit kamar* “Lah koq masih banyak sarang laba-labanya, kan tadi pagi dah dibersihin, hodoh merusak pemandangan ajah neh, hus..hus..minggirrr!” Mulai ngelantur, sepertinya wen harus meluncur pergi tidur, sapa tau tar bisa mimpi numpak sepur sambil makan es campur. Tapi sebelumnya mesti ke dapur dulu nih. Ngapain? Ya cari makan lah hehehe tengah malam gini jatahnya kelaperan ni, yah dek eyut yah?!?MyEm0.Com



61

baranangsiang,
kebon raya,
tugu kujang,
tajur,
tahu yuyi eh yunyi "yuyi kan nama mantanku hihihi",
asinan,
roti unyil,
toge goreng,
pie apple huhuy
bubulak.. bubulak..,
IPB.. IPB..,
Boodee "tuing-bojone uwong disebut-sebut hiahahaha"
mahap Phie hihihi
61 ntar malem naek bus nusantara no. 61
menuju kota hujan - Bogor
Emangnya "keliatan" mirip kenek po piye??!

tralala mustinya sih bukan postingan beginian yg muncul tapi
Ngnggg apadaya
..bodo'ah gak tau ah

Grokkk.. Grokkk.. Grokkk..

Kupalingkan wajahku padanya... ”Udah bobok yang? Koq merem?” Gak ada sautan hehehe iyah ternyata wis pingsan orangnya. Kupandangi lama semburat wajah kekasih hatiku yg terbaring tepat di sebelahku. Hodoh mukanya kaya bayi ”innocent banget”, tenang dan tanpa dosa, lutu, ihhh gemez... gemez... gemez pengen nyubitin, iumin tapi nti kebangun-keganggu deh boboknya, jangan ah kasian kayanya udah capek banget! ”Lagi mimpiin apa yang?” Perlahan dgn tetap memandang lekat-lekat wajahnya kupanjatkan doa dlm hati, ”Ya Allah jangan biarkan aku menyakiti, melukai ataupun menghancurkan hatinya, ijinkan hamba utk bisa selalu mengabdi padanya, ...” ”Grokkk... grokkk... grokkk...” aku tersentak kaget, doaku terhenti, kuhapus perlahan air mata tangis haruku. ”Arrrggghhh... *gubrakkk* Hoaladalah ayang jangan lagi-lagi to yo, jangan sekarang!” Aku ngedumel sesaat. Suara asing itu seketika memecah sunyinya malam, mengacaukan suasana meloku, meluluhlantakkan keharubiruan hatiku. ”Huff, gak nguatin banget wis suara tidurnya tu! He’eh yang merdu banget! Iyah tetap sayang, tetap cinta koq! Aku padamu wis pokoknya mmuuaahh!” Kutarik selimutku dan kubenamkan wajahku di keteknya hihihi met bobok!!! ZzZZzzz ZzZZzzz ZzZZzzz

1998

Wahai burung-burung yang cantik sedang bernyanyi kah kalian untukku? Untuk menghibur diri yang tengah terluka ini. Yah... aku terluka wahai burung-burung yang cantik. Meskipun tak satu pun tetesan air yang bersedia keluar dari tiap sudut pelupuk mataku. Serukanlah terus nyayian kalian, iringi rintihan perih yang tak terungkapkan ini. Bersama kalian aku ingin tetap merenda senyum. Menikmati luka yang entah kapan akan mengering & pulih sediakala di romansa pagi yang mengharu biru.


Luka yang tak semestinya ada di masa lalu, 1998
Pagi hari, mataku terbuka, kuterbangun dari mimpi burukku yang paling indah

Si Bulan

Hai bulan sedang apa kau disitu? Mengapa kau bersembunyi di balik rerimbunan daun jati itu, bulan? Kemarilah, mendekat padaku. Jangan ragu ataupun takut. Tidak, aku tidak akan menangkapmu. Tidak, aku pun tidak akan mengambilmu. Aku hanya ingin memandangmu. Aku hanya ingin menikmati paras elokmu, bulan. Sesaat dan tak akan lama.Akhirnya perlahan malu-malu kau pun muncul dari balik rerimbunan daun jati itu. Ah bulan, kau tampak elok malam ini. Aku diam terpaku sesaat tepat di hadapanmu.

Bulan, tahukah kau bahwa aku kesepian malam ini. Tidakkah kau rasa itu, bulan? Itulah mengapa aku pergi mencarimu, bulan. Aku mulai berkisah panjang padamu. Nnggg... Ada apa bulan? Kau tak paham? Kau tak mengerti? Berkali-kali aku bertanya tetapi jawaban yang kudapat darimu hanya diam. Ehm... sudahlah tak mengapa bila kau tak paham atau pun tak mengerti, bulan. Aku tak peduli, kau hanya diam.

Aku mulai berjalan melintasi malam yang sepi dan dingin. Dan bulan dengan setia mengikuti setiap langkahku, tepat di samping kananku. Ya... bulan selalu setia padaku seolah tak rela membiarkanku sendiri berteman sepi.

Ah bulan... aku lelah. Apakah juga kau rasa itu? Lagi-lagi kau hanya diam. Malam sudah semakin larut dan sebentar lagi pagi kan datang. Pulanglah bulan karena aku akan pulang. Aku menghantarkan kepergianmu dengan senyuman. Perlahan kau pun menghilang dari hadapanku, menghambur bersama gelap pekatnya malam. Terimakasih ya bulan karena telah menemaniku di malam panjangku.

Cahaya-Mu

Ketika malam tiba kutak takut akan gelap

Karena kuyakin sang bulan akan menerangi malam-malamku

Ketika mati lampu kutak takut akan gelap

Karena kuyakin lilin-lilin kecil kan hadirkan terang

Ketika hati dan pikiran tertutup gelap

Kutau bahwa galau tengah menyelimuti diri

Tapi aku tak takut ataupun ragu

Karena cahaya Ilahi kan senantiasa menuntunku

Cahaya-Mu... Berikan cahaya-Mu padaku tuk enyahkan rasa itu

Gak sengaja terinspirasi (cieee terinspirasi yak) pas tengah malam kemaren mati lampu, gelap banget, sunyi sampe gak bisa tidur. Tapi sebenernya yang terpikir bukan hal tersebut di atas melainkan yang kebayang kalo didalam kubur tu seperti apa yah rasanya , gelap kah? sepi kah? tiada teman kah? Bagaimana pula dengan orang buta ? Apa rasanya selalu berada dalam gelap? Emang si gak nyambung tapi yah... pokonya gitu itu deh, gak sengaja terpikir demikian.

Merenung Semalam




Alamak Mati Lampu

Waaa pasokan listrik menipis...
WAaa giliran pemadaman listrik diberlakukan...
WAAA mati lampu deh...
WaAa untung saya tidak takut gelap...
WAaA syukurlah teplok di rumah saya belum dibuang...
WaaA syukurlah masih ada sekotak lilin pula...
WAAa laaa kalo begini ya tinggal tidur saja...
WaAA ya sudahlah...
(habis mau bagaimana lagi???)